SASEBI (Serba Serbi Bahasa Indonesia)
Senin, 12 Januari 2015
Selasa, 16 Desember 2014
KANG DASRIP
PANGGUNG SEBELAH KIRI MENGGAMBARKAN
SEBUAH RUANGAN DARI SEBUAH RUMAH YANG SANGAT SEDERHANA. HANYA TERDAPAT SEBUAH
SET KURSI DAN MEJA YANG AGAK TUA. NAMPAK SEBUAH ORNAMEN BERBENTUK BULAN UNTUK
MENGGAMBARKAN SUASANA MALAM HARI. TERDAPAT SEBUAH KERANJANG YANG BERISI
PAKAIAN.
DAROJI
Pak, mana radio Oji yang Bapak janjikan kemarin? (duduk di sebelah Kang Dasrip)
Pak, mana radio Oji yang Bapak janjikan kemarin? (duduk di sebelah Kang Dasrip)
KANG
DASRIP
sabar yo le, nanti kita beli bareng-bareng supaya kamu bisa memilih radio yang kamu inginkan. Lagipula lukamu belum sembuh tho dari khitan? Kamu tenang saja le, pasti nanti Bapak belikan. (mengelus kepala anaknya)
sabar yo le, nanti kita beli bareng-bareng supaya kamu bisa memilih radio yang kamu inginkan. Lagipula lukamu belum sembuh tho dari khitan? Kamu tenang saja le, pasti nanti Bapak belikan. (mengelus kepala anaknya)
DAROJI
horeee...tapi bener yo Pak. Radionya harus yang merek Philip seperti kepunyaan Wak Haji Kholik itu. Bapak sendiri kan yang bilang? (tepuk tangan)
horeee...tapi bener yo Pak. Radionya harus yang merek Philip seperti kepunyaan Wak Haji Kholik itu. Bapak sendiri kan yang bilang? (tepuk tangan)
KANG
DASRIP
iya, Bapak janji. Sekarang kamu istirahat saja, biar lukamu cepat sembuh, biar nanti bisa cepat beli radio. (menuntun Daroji meninggalkan ruangan)
iya, Bapak janji. Sekarang kamu istirahat saja, biar lukamu cepat sembuh, biar nanti bisa cepat beli radio. (menuntun Daroji meninggalkan ruangan)
ISTRI
KANG DASRIP
(bicara sendiri sambil melipat pakaian) dasar anak jaman sekarang. Ada saja maunya. Minta dibelikan inilah, itulah. Ndak tahu apa kalau untuk makan sehari-hari saja susah. Tapi ndak papa, Daroji anak kami satu-satunya, itung-itung ini adalah hadiah khitanan dia kemarin. hehe
(bicara sendiri sambil melipat pakaian) dasar anak jaman sekarang. Ada saja maunya. Minta dibelikan inilah, itulah. Ndak tahu apa kalau untuk makan sehari-hari saja susah. Tapi ndak papa, Daroji anak kami satu-satunya, itung-itung ini adalah hadiah khitanan dia kemarin. hehe
KANG
DASRIP
(masuk ke ruangan, mondar mandir sambil menggaruk-garuk kepala)
(masuk ke ruangan, mondar mandir sambil menggaruk-garuk kepala)
ISTRI
KANG DASRIP
(melihat dengan heran) sampean kenapa tho Kang? Dari tadi mondar mandir mondar mandir kayak pejabat kurang gaji saja. (melipat pakaian yang sudah dicuci)
(melihat dengan heran) sampean kenapa tho Kang? Dari tadi mondar mandir mondar mandir kayak pejabat kurang gaji saja. (melipat pakaian yang sudah dicuci)
KANG
DASRIP
Kamis, 11 Desember 2014
Perjuangan Bimbang
Hai, Bung
Masih pantaskah, masih
mampukah
Bagi kaum awam begini
Mengabdi padamu, meniru
kegigihanmu’
Mengikis kerasnya
batu-batu
Hai, Bung
Tidakkah kau sadari apa
yang kau lakukan
3/3 dari mereka, kau
tundukkan
2/3 dari mereka, kau kuasai
Perubahan telah terjadi
Hai, Bung
Tidak ada ragu lagi
Yang mengendap dalam
sanubari
Yang berpotensi menjadi
abadi
Bahkan menutup
kehidupan bumi
Hai, Bung
Haruskah aku turun
ke medan perang
Haruskah kubawa sebilah
pedang
Muncul pertanyaan, Aku
harus bagaimana?
Hati tak sanggup untuk
merasa
Antara Berjuang dan Terkenang
Mentari hilang di Barat
Seperti wajahmu, bulat
Mengucur deras darah dan keringat
Membasahi tubuh, terikat
Dalam panas api yang menjilat
Dalam dingin es yang memadat
Kau Ksatria Bangsa
Hancur lebur tulang belulangmu
Kau rela mati demi rakyatmu
Kini yinggal abu dan debu
Terkenang dalam malam kelabu
Berontak, Berontak!!!
Terus berontak
Kegigihanmu menundukkan kolonial
Mewujud harapan yang menjadi khayal
Menutup mulut yang membual
Ksatria Ksatria Negeri
Hanya simpul bibir ini
Yang mampu kami beri
Semoga berkenan hati
Kamis, 04 Desember 2014
Analisis Novel Pada Sebuah Kapal
SINOPSIS
Novel ini
menceritakan tentang kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis. Memang sang
suami tidak benar-benar mencintai sang istri, namun ia berupaya mempertahankan
rumah tangga mereka meski ia selalu dituntut cerai istrinya. Istrinya terus
melakukan perselingkuhan dengan pria yang juga sedang menghadapi persoalan yang
sama, yaitu tidak bahagia dalam rumah tangganya. Sri adalah seorang gadis yang
lincah, aktif, dan pemalu ketika kecil. Anak yang ditinggal pergi Ayahnya
ketika berusia 13 tahun ini adalah seorang penari yang bekerja sebagai penyiar
di Radio Republik Indonesia (RRI) di daerah Semarang. Kemudian ia melamar
menjadi seorang pramugari di Jakarta. Namun sayang, proses seleksi yang
diikutinya harus terhenti karena ternyata ia tidak lolos ketika menjalani tes
kesehatan. Kemudian, Sri mendapat tawaran menjadi seorang wartawan disebuah
majalah, tetapi ia menolak tawaran itu karena ia lebih tertarik menjadi penyiar
RRI di Jakarta. Ketika tujuh bulan tepat ia menjadi penyiar radio di Jakarta,
ibunya meninggal dunia.
Di antara
sekian banyak pemuda yang menyatakan cinta, Sri hanya menjatuhkan pilihan pada
seorang pemuda bernama Saputro. Saputro adalah seorang pilot. Hubungan cinta mereka
tampak sangat serius dan mereka merencanakan untuk segera menikah. Namun
apa mau dikata, Saputro dikabarkan mengalami kecelakaan pesawat dan beliau
meninggal dunia. Ketika gagal membangun rumah tangga dengan Saputro Sri pergi
ke Yogyakarta. Lelaki berikutnya yang mencoba mendekatinya antara lain: Yus dan
Carl. Namun kedua orang itu tidak dapat
membuat Sri melupakan bayangan Saputro. Ada seorang diplomat Perancis bernama
Charles Vincent. Lelaki inilah yang kemudian dapat membuat Sri jatuh cinta.
Sikapnya yang lembut dan perhatian membuat Sri secara serius menjalin hubungan
dengan lelaki itu. Meski keluarga Sri tidak menyetujui, Sri tetap menikah
dengan Charles. Apa yang dinasihatkan keluarganya ternyata benar-benar terjadi.
Setelah menikah sikap Charles berubah. Ia bukan lagi seorang yang lembut dan perhatian,
tetapi berubah menjadi lelaki yang egois, kasar, dan tidak mau mengalah.
Pernikahan Sri dengan Charles sangat tidak bahagia. Pertengkaran hampir setiap
hari terjadi. Pertengkaran itu berlanjut terus hingga kelahiran anak pertama
mereka.
Lima Pendekatan Mutakhir dalam Pembelajaran Bahasa
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Terdapat
kaitan antara perkembangan ilmu linguistik dengan ilmu-ilmu yang lain.
Kadang-kadang kaitan itu melahirkan subilmu baru seperti sosiolinguistik dan
psikolingistik, tetapi kadang-kadang hanya menambah dimensi keilmuan. Sampai
dengan tahun 60-an konsep pembelajaran bahasa didominasi oleh pandangan yang
secara implisit mengatakan bahwa guru adalah pemilik ilmu sedangkan siswa
adalah objek yang menjadi sasaran guru. Penelitian maupun praktik pembvelajaran
bahasa kwtika itu lebih dicurahkan untuk dapat mengajarkan bahasa
sebaik-baiknya. Hampir tidak pernah disinggung peranan para siswa dalam
menanggapi masukan-masukan yang diberikan. Pendekatan yang akan disajikan ini,
yakni: \
1. Pembelajaran
Bahasa Masyarakat (Community Language
Learning)
2. Respons
Fisik Total (Total Physical Responsse)
3. Pendekatan
Alamiah (The Natural Approach)
4. Pendekatan
Diam (The Silent Way)
5. Sugestopedia
(Suggestopedy)
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan
Pembelajaran Bahasa Masyarakat?
2.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan
Respons Fisik Total?
3.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan
Alamiah?
4.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan
Diam?
5.
Apa yang dimaksud dengan Sugestopedia?
Selasa, 02 Desember 2014
Ringkasan Buku Teori Sastra Karya Rene Wellek dan Austin Warren
BAB
1
SASTRA
DAN STUDI SASTRA
Sastra
adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sedangkan studi sastra adalah
cabang ilmu pengetahuan. Ada yang mengatakan bahwa tidak mungkin dapat
mempelajari Alexander Pope tanpa mencoba membuat puisi dengan bentuk heroic couplets, atau kita harus belajar
mengarang drama dalam bentuk blank verse. Seorang penelaah sastra harus
dapat menerjemahkan pengalaman sastranya dalam bahasa ilmiah, dan harus dapat
menjabarkannya dalam uraian yang jelas dan rasional.sejumlah teoritikus menolak
mentah-mentah bahwa telaah sastra adalah ilmu dan menganjurkan “penciptaan
ulang” (second creation) sebagai
gantinya seperti yang dilakukan oleh Walter Pater dan John Addington Symonds
(penyair Inggris abad ke-19) mencoba memindahkan lukisan terkenal karya
Leonardo da Vinci, Mona Lisa, dalam bentuk tulisan. John Addington Symonds
(kritikus Inggris sezaman dengan Pater) mengulas karya sastra dengan gaya
bahasa sastra yang berbunga-bunga.
Langganan:
Komentar (Atom)

